kecepatan putaran kipas yang entah berapa rpm membuat mataku semakin malas untuk terjaga
aku bergantian dari memandangi pria berbatik, kemudian pindah ke gitar hitam yang menyendiri di sudut kanan ruangan berkarpet abu-abu, kuteruskan pandanganku menuju sebuah bongo yang memperhatikanku dari sebelah depan, hingga memandangi kembali pria berbatik
Horison yang bergoyang-goyang dalam genggamannya masih juga tak mampu menyangga dua kelopak mataku yang semakin berat
drama, sesuatu yang menarik tapi dirusak kharismanya oleh sebuah kipas (yang sebenarnya dua)
kipas yang berputar kencang semaunya tanpa bisa dicegah
dalam hati aku berteriak:
sudahi saja drama kali ini!
ya, drama kali ini aku kurang bergairah...
ruang kuliah yang dipenuhi alat musik,
27 Maret 2012
Istiqomah Dian Kartini
0 komentar:
Posting Komentar